Sabda Hidup
Kamis, 8 Mei 2025, Kamis Pekan Paskah III
Bacaan: Kis. 8:26-40; Mzm. 66:8-9,16-17,20; Yoh. 6:44-51.
“Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.”
(Yoh 6:44)
Hari-hari ini perhatian kita tertuju kepada para kardinal yang berkumpul untuk konklaf di Kapel Sistina di Roma. Tentu kita berdoa agar terpilih seorang wakil Kristus yang setia, kudus dan penuh hormat dan pengganti Petrus yang bijaksana. Namun ada hal yang menarik dari Kapel Sistina di mana para kardinal berkumpul. Kapel itu penuh dengan lukisan. Salah satu lukisan di langit-langit kapel tersebut adalah lukisan penciptaan Adam oleh Michelangelo. Lukisan Penciptaan Adam, juga dikenal sebagai Penciptaan Manusia, adalah lukisan dinding karya seniman Italia Michelangelo, yang menjadi bagian dari langit-langit Kapel Sistina, yang dilukis sekitar tahun 1508-1512. Lukisan ini mengilustrasikan narasi penciptaan dalam Kitab Kejadian di mana Tuhan memberikan kehidupan kepada Adam, manusia pertama. Nampak pada lukisan tersebut tangan Allah yang berusaha menyentuh tangan Adam. Tapi mengapa kedua tangan itu tidak bersentuhan? Karena tangan Allah terulur secara penuh hendak meraih Adam, tetapi tangan Adam tak sepenuhnya terulur. Lukisan itu mengingatkan saya akan sabda Yesus dalam Injil hari ini.
Kutipan Injil itu mengungkapkan kepada kita sebuah prinsip rohani yang luar biasa yang perlu kita pahami dan jalani jika kita ingin bertumbuh dekat dengan Tuhan. Ini adalah prinsip untuk ditarik kepada Yesus oleh Bapa.
Pertama-tama, penting untuk memahami bagian pertama dari sabda Yesus: ” Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku….” Ini menunjukkan kepada kita bahwa datang kepada Yesus dengan iman, bertumbuh dalam iman, dan bertumbuh dalam kasih kepada Allah bukanlah sesuatu yang dapat kita lakukan sendiri. Datang kepada iman adalah sebuah respons terhadap inisiatif Allah dalam hidup kita.
Hal ini penting untuk dipahami jika kita ingin membangun hubungan yang otentik dengan Kristus, karena hal ini menunjukkan kepada kita fakta bahwa kita harus membiarkan Tuhan mengambil langkah pertama dalam hubungan tersebut. Kita membiarkan Dia melakukan hal itu, tanggung jawab kita adalah untuk menanggapinya.
Tentu saja itu bukan berarti bahwa kita hanya duduk diam dan menunggu Tuhan menjangkau kita. Tuhan terus-menerus menjangkau kita, terus-menerus berbicara dan terus-menerus menarik kita kepada-Nya. Jadi, tanggung jawab pertama kita adalah mendengarkan “undangan” lembut-Nya. Hal ini datang dalam bentuk undangan kasih karunia yang lembut yang mengundang kita untuk berpaling lebih sepenuhnya kepada-Nya dan berserah lebih penuh setiap hari.
Di dunia kita yang sibuk dan penuh hiruk pikuk ini, sangatlah mudah untuk membiarkan diri kita tenggelam dalam banyaknya suara-suara yang saling bersaing. Sangat mudah untuk mendengar tarikan dan rayuan dunia dan semua godaannya. Sangat lihailah dunia dalam menembus rentang perhatian kita yang pendek dan menawarkan kepuasan yang cepat yang pada akhirnya membuat kita merasa hampa.
Tetapi suara Tuhan dan undangan-Nya sangat berbeda. Suara dan undangan-Nya ditemukan dalam keheningan batin. Untuk mencapai keheningan batin itu, tidak perlu kita mengundurkan diri ke biara atau pertapaan. Hal itu dapat dicapai dengan waktu-waktu doa yang setia setiap hari, dan kebiasaan yang terbentuk untuk berpaling kepada Tuhan dalam segala hal. Itu dapat dicapai ketika kita merespons panggilan Tuhan, dan kemudian melakukannya lagi, dan lagi, dan seterusnya. Kita berusaha membangun kebiasaan untuk tertarik, mendengar, merespons, dan ditarik lebih dekat lagi untuk kemudian merespons lagi.
Renungkanlah hari ini, seberapa baik Anda mendengarkan Tuhan. Cobalah untuk menemukan setidaknya beberapa menit saat hening hari ini. Pejamkan mata dan dengarkan. Dengarkanlah Tuhan berbicara kepada Anda. Ketika Dia menarik Anda, tanggapilah Dia dengan penuh kemurahan hati. Ini adalah pilihan terbaik yang dapat Anda lakukan setiap hari!
Tuhan, tariklah aku, dekatkanlah aku dan tolonglah aku untuk mengenali suara-Mu. Ketika kudengar panggilan-Mu, tolonglah aku untuk menanggapinya dengan murah hati. Hidupku adalah milik-Mu, Tuhan. Tolonglah aku untuk semakin menginginkan Engkau. Yesus, Engkaulah andalanku.