Sabda Hidup
Rabu, 2 Oktober 2024, Peringatan Para Malaikat Pelindung
Bacaan: Kel 23:20-23a; Mzm 91:1-2.3-4.5-6.10-11; Mat 18:1-5.10.
Jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga,” [Mat 18: 10]
Istilah ‘Malaikat Pelindung’ mengacu pada keyakinan bahwa setiap pribadi memiliki malaikat yang siap untuk menggembalakannya melalui kehidupan, dan membantu membawa mereka kepada Tuhan.
Dalam buku Lives of Saints, kepercayaan akan realitas malaikat, misi mereka sebagai utusan Tuhan dan interaksi manusia dengan mereka, sudah ada sejak zaman purba. Kerubim menjaga Adam dan Hawa agar tidak menyelinap kembali ke taman Eden; malaikat menyelamatkan Lot dan membantu menghancurkan kota-kota di dataran; dalam Keluaran Musa mengikuti seorang malaikat, dan pada satu saat seorang malaikat ditunjuk sebagai pemimpin Israel. Mikhael disebutkan di beberapa peristiwa, Raphael adalah tokoh penting dalam kisah Tobit dan Gabriel menyampaikan Kabar Gembira tentang kedatangan Kristus.
Konsep bahwa setiap jiwa memiliki Malaikat Pelindung pribadi juga merupakan konsep kuno dan telah lama diterima oleh Gereja meskipun Gereja tidak pernah benar-benar mendefinisikan sebagai sebuah artikel iman bahwa Tuhan memberikan malaikat pelindung kepada setiap manusia. Dalam Injil hari ini, Yesus berkata, “jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga,” (Matius 18:10).
M. Weber dalam buku Rustle of Angels, mengatakan bahwa kata malaikat muncul sebanyak 292 kali dalam 35 kitab dalam Kitab Suci. Namun, kata-kata lain juga digunakan untuk menyebut malaikat. Dalam Perjanjian Lama, kata Ibrani untuk ‘malaikat’ adalah mal’akh. Dalam Perjanjian Baru, Kata Yunani untuk ‘malaikat’ adalah angelo dan ini berarti ‘utusan’.
Kehadiran Malaikat Pelindung adalah bukti kasih dan pemeliharaan ilahi. Bahwa bagi cintaan-Nya, tidak ada yang disebut sebagai “kebetulan”. Dengan esensi dan pemeliharaan-Nya, Dia hadir di mana-mana; tidak ada seekor burung pipit pun yang jatuh ke tanah atau sehelai rambut pun yang jatuh dari kepala kita, tanpa seizin-Nya. Namun, Dia tidak puas hanya dengan menolong ciptaan-Nya setiap hari dan setiap saat, dengan menopang karya-Nya yang tanpa dukungan-Nya yang terus menerus akan kembali menjadi debu.
Misi apa yang Allah tugaskan kepada mereka untuk dilakukan? Beberapa sumber menceritakannya di dalam Kitab Suci, seperti malaikat yang menggulingkan batu penutup kubur Kristus. Berapa banyak lagi tugas yang mereka miliki tidak dapat dibayangkan. St. Hilarius menulis enam belas abad yang lalu: “Anda mungkin ingin memahami para malaikat ini sebagai mata atau telinga atau tangan atau kaki Allah.”
Tugas lainnya adalah bahwa para malaikat melindungi kita dari godaan dunia dan dari Setan. Dalam buku Beyond Space oleh P. Parente, dikatakan bahwa kadang-kadang malaikat kita mengijinkan pencobaan di sepanjang jalan kita untuk membantu kita memberi silih dosa-dosa kita; atau untuk mengatasi kesombongan kita. Mereka berdoa bersama dan untuk kita, mempersembahkan doa dan penderitaan kita. Pada saat kematian mereka membela jiwa yang telah berkomitmen untuk dirawat oleh mereka melawan Setan. Di api penyucian mereka akan sering mengunjungi dan menghiburnya. Mereka berkeliling menginspirasi kerabat dan teman-teman di bumi untuk mempersembahkan Misa dan berdoa untuk pembebasannya. Para Malaikat Pelindung tidak akan beristirahat sampai mereka dapat membawa jiwa yang berada di bawah penjagaan mereka ke dalam surga untuk berbagi sukacita dan visi Tuhan.
Apa yang dapat kita lakukan untuk mengakui kehadiran dan bantuan malaikat pelindung kita sendiri? Dia tentu saja layak mendapatkan doa dan ucapan terima kasih kita, mengingat semua yang telah dia lakukan untuk melindungi kita, entah kita menyadarinya atau tidak. Teolog Origenes bahkan menulis pada abad ketiga: “Bagi setiap orang ada dua malaikat yang selalu menyertai, satu malaikat keadilan dan satu malaikat kejahatan.” Malaikat keadilan adalah pengawal kita.
Dalam khotbahnya tentang malaikat pelindung, Paus Fransiskus membahas tradisi Gereja, yang mengajarkan bahwa setiap dari kita memiliki malaikat yang menjaga kita. Dia mengajukan serangkaian pertanyaan kepada para hadirin: “Seperti apa hubungan saya dengan malaikat pelindung saya? Apakah saya memperhatikannya? Apakah saya menyapanya di pagi hari? Apakah saya memintanya untuk menjaga saya ketika saya tidur? Apakah saya berbicara dengannya? Apakah saya mencari bimbingannya? Apakah dia ada di sisiku?”
Dalam kaitan dengan perikope Injil hari ini, para murid Yesus khawatir dengan apa yang Paus Fransiskus sebut sebagai ‘karierisme’. Mereka bertanya, “Siapakah yang terbesar di dalam Kerajaan Surga? Ketika berjuang untuk memajukan karier dan status sosial mereka sendiri, orang-orang cenderung mengabaikan, menyingkirkan, atau mengejek apa yang disebut ‘orang kecil’ dalam masyarakat, seperti orang miskin, orang lemah, dan orang tua. Terhadap ketidakadilan sosial inilah Tuhan menjanjikan perlindungan dari para malaikat pelindung, dengan mengatakan, “Janganlah kamu memandang rendah salah seorang dari mereka yang kecil ini…”
Merawat mereka yang lemah adalah hal yang sangat penting di dunia saat ini. Dalam beberapa tahun terakhir, Gereja diminta pertanggungjawabannya karena dianggap gagal melindungi mereka yang rentan, terutama dalam kasus-kasus pelecehan dan penelantaran. Injil menantang kita untuk menjadi malaikat pelindung untuk memastikan keselamatan dan perhatian bagi semua orang, terutama bagi anak-anak,orang-orang kecil dan mereka yang terpinggirkan. Kita tidak hanya bersyukur karena diberi pelindung dalam peziarahan kita, tetapi juga berusaha untuk menjadi malaikat pelindung satu terhadap yang lain, terutama bagi mereka yang kecil, miskin, dan terpinggirkan.