“Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.” (Mat 13: 57).
Setiap orang Kristen yang baik yang menggemakan, berbagi atau mendorong sesamanya untuk berperilaku yang baik, benar dan adil adalah seorang “nabi”. Nabi yang sejati mengatakan sabda Tuhan. Seorang nabi adalah “mikrofon” atau “amplifier” Tuhan. Kata-kata seorang nabi bisa enak didengar tapi lebih sering mengganggu hati nurani kita. Yeremia adalah seorang nabi. Yesus Kristus tentu saja adalah seorang nabi. Orang yang mendengarnya penuh dengan rasa takjub. Tapi makna dan implikasi pesan mereka sarat dengan tanggung jawab. Kata-kata Yesus mereka rasakan terlalu berat untuk mereka. Akibatnya, seorang nabi biasanya ditolak. Orang Kristen yang baik, yang menjadi pengingat akan perilaku yang baik, benar dan adil sering dicap sok suci, cari muka, dan macam-macam atribut lainnya. Namun, ingatkah kita bahwa seharusnya semua orang Kristiani menjadi nabi Allah seperti Yesus? Apapun situasi, waktu atau tempatnya, firman Tuhan harus diwartakan. Dan untuk itu bisa saja kita menghadapi penolakan, bahkan penganiayaan. Sulit? Nah, Tuhan tidak pernah menjanjikan hidup tanpa salib.