“Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” (Mat 17: 4)
Cepat atau lambat, kita akan menghadapi bahaya kemandegan dalam hidup kita; tinggal dalam zona nyaman di mana kita “adem ayem” tanpa kekhawatiran apapun. Pada suatu titik dalam hidup, dengan mudah kita terjebak oleh hidup yang serba gampang, seakan semua berjalan mulus, nyaman….
Tetapi kemudian kita akan menemukan bahwa kebahagiaan tidak berbanding lurus dengan kenyamanan itu. Seperti ada sesuatu yang kurang, dan kemudian kita merasa kosong dan tidak puas. Ada sesuatu yang tidak dapat anda beli dengan uang atau dijamin dengan hidup enak. Apa yang kurang itu adalah kegembiraan yang datang dari ketergerakan untuk memperhatikan sesama yang membutuhkan uluran tangan kita, berada bersama dengan mereka yang membutuhkan, dan hidup lebih dekat dengan mereka yang tersingkir dan terpinggirkan dalam masyarakat.
Godaan yang dialami oleh Petrus adalah godaan yang sering memerangkap kita: “mendirikan kemah di puncak gunung”. Itu adalah godaan untuk mencari kenyamanan dalam hidup beragama, namun menghindari tanggungjawab kita untuk mencari dan menghidupi kebersamaan kita dengan dan untuk sesama.
Sembah bakti kita tidak benar-benar Kristiani jika itu justru memisahkan kita dan menjauhkan kita dari perhatian dan pelayanan bagi mereka yang membutuhkan. Kita diajak agar tidak hanya tinggal di puncak gunung, tetapi turun gunung, untuk menjadi lebih peka, menjumpai Yesus dalam diri sesama kita, tetutama yang membutuhkan perhatian kita.
Selamat merayakan Pesta Penampakan Tuhan.