Bacaan Misa hari ini: Ul. 34:1-12; Mzm. 66:1-3a,5,8,16-17; Mat. 18:15-20
Bacaan Injil hari ini dapat dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama tentang menegur saudara (correctio fraterna – koreksi persaudaraan). Bagian kedua berbicara tentang doa bersama-sama. Tuhan juga berkata bahwa Ia akan mengabulkan apa yang mereka minta.
Saya tergelitik untuk bertanya, mengapa penginjil Matius menempatkan koreksi persaudaraan sebelum doa bersama? Saya kira pesan Injil sangat jelas bagi kita. Aspek paling penting dari koreksi persaudaraan atau cara koreksi persaudaraan yang paling efektif adalah mendoakan orang yang perlu kita koreksi.
Dalam pengalaman, ada banyak dosa yang dilakukan atas nama koreksi persaudaraan. Ada banyak pribadi yang dipojokkan atas nama kritik yang konstruktif. Tetapi berapa banyak dari kita yang berdoa bagi orang yang ingin kita koreksi?
Jika anda melihat kesalahan pada diri seseorang, biasanya yang pertama kali kita lakukan adalah marah kepada orang tersebut. Anda mungkin mencoba untuk mengontrol kemarahan anda, tetapi kalau tidak bisa, anda berteriak atau memaki padanya. Jika anda dapat mengontrol kemarahan dan tidak berteriak atau memakinya, kemungkinan besar, anda akan membicarakan hal itu kepada orang lain. Apalagi dengan gampang kita bicarakan itu melalui Whatsapp, BBM, SMS, dsb. Dan…. Mulailah gossip beredar. Tindakan anda menjadi gossip karena anda tidak berbicara dengan orang yang membuat kesalahan, entah apa alasannya, mungkin takut, atau sungkan, sehingga anda ceritakan hal itu kepada orang lain.
Pernahkah terpkirkan oleh anda, jika seseorang membuat kesalahan terhadap anda, dan kemudian orang pertama yang anda ajak bicara itu bukan orang yang berbuat kesalahan, tetapi orang pertama yang anda ajak bicara adalah Tuhan?
Jika seseorang menyinggung anda, jika seseorang menyakiti hati anda, jika seseorang perlu dikoreksi, bicarakan dengan Tuhan tentang saudara atau saudari tersebut. Jika seseorang perlu dikritik, pertama-tama, bicarakan dengan Tuhan apa kritik yang ingin anda sampaikan.
Cara paling effektif untuk mengoreksi orang lain adalah melalui doa. Kita harus menyadari bahwa tidak hanya kata-kata baik dan bagus dari kita yang mengubah hati, bukan hanya kata-kata indah kita yang mengubah orang, tetapi pertama-tama yang mengubah orang adalah rahmat Tuhan. Hanya Tuhan yang dapat mengubah orang. Hanya rahmat Tuhan yang membuat hati bertobat, bukan kita. Itulah sebabnya, doa adalah sangat penting, sarana paling vital dalam koreksi persaudaraan.
Mari kita berdoa saat ini bagi orang-orang yang ingin kita koreksi. Kita akan berdoa hari ini bagi orang yang perlu kita kritik. Dan kita bawa mereka ke hadapan Tuhan. “Tuhan, aku tidak tahu bagaimana aku harus mengatakannya, tapi aku hanya ingin mengatakan kepada-Mu. Aku ingin marah. Aku ingin menegur, mengkritik, mengoreksi. Bantulah aku untuk melakukannya. Aku serahkan semuanya, aku bawa ke hadapan-Mu, saudaraku, saudariku, orang-tuaku, mertuaku, anak-anakku, istriku, suamiku……….
1 Comment
Pingback: CORRECTIO FRATERNA – REMAH SABDA