Kedua hukum yang terutama yang diberikan oleh Yesus tidak terpisahkan satu sama lain. Komitmen untuk mengasihi Allah hanya dapat menemukan makna dan kebenaranyanya dalam mengasihi sesama.
Ketika ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus: “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?”. Yesus mengutip kitab Ulangan 6: 5: “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” Ini sangat familiar bagi orang-orang Yahudi. Perintah itu selalu diulang dalam doa berkali-kali dalam sehari bahkan ditulis di tiang pintu atau ditempelkan di kening. Yesus sendiri mengatakan, itulah hukum yang terutama dan utama. Menjadi peringatan bagi kita untuk menempatkan Tuhan sebagai yang pertama dalam hidup kita. Dialah pencipta kita. Apa saja yang ada pada kita adalah anugerah-Nya. Menempatkan Dia sebagai yang pertama berarti memberikan yang terbaik dari hidup kita dari hari ke hari bagi-Nya dan berusaha menghidupi kehendak-Nya.
Dan yang kedua, Yesus mengutip Imamat 19: 18: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Dua perintah itu tidak terpisahkan dan tak dapat dipenuhi dengan mengabaikan salah satunya. Taka da kasih kepada Allah tanpa mengasihi sesama. Tak ada kasih kepada sesama tanpa kasih kepada Allah. Mengasihi sesama berarti menempatkan sesama lebih dahulu daripada diri kita sendiri.
Mungkin mengasihi Allah tidaklah sulit. Kesulitan timbul ketika kekeringan hidup dan masalah datang, yang membuat kita sulit untuk berdoa. Bagi kita juga tidak sulit mengasihi sesama, dalam kondisi yang normal. Tetapi ketika sesama menyakiti kita, mengecewakan kita, tidak memenuhi harapan kita, tidak tahu berterima-kasih, maka sulit bagi kita mengasihi mereka sebagai sesama kita.
Tuhan tidak mengatakan kepada kita, untuk mengasihi sesama hanya ketika mereka popular, ganteng, cantik, baik….. Dia hanya memberikan perintah: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Berarti kita juga mengasihi sesame ketika mereka sakit, problematik, ketika mereka menjadi beban untuk kita……
A bell is not bell till you ring it.
A song is no song till you sing it.
The love in your heart was not put there to stay.
Love is not till you give it away….
Sebuah bel bukanlah bel hingga engkau membunyikannya.
Sebuah lagu bukanlah lagu hingga engkau menyanyikannya.
Kasih dalam hatimu ditempatkan di sana bukan untuk tinggal di sana.
Kasih bukanlah kasih hingga engkau memberikannya….
Bacaan Misa hari ini: Rut. 1:1,3-6,14b-16,22; Mzm. 146:5-6,7,8-9a,9bc-10; Mat. 22:34-40