Remah Harian

Bersinarlah!

Pinterest LinkedIn Tumblr

Seorang anak kecil bersama ibunya berdoa dalam sebuah katedral. Dia duduk dan melihat matahari bersinar menembus jendela dengan kaca warna-warni gambar orang-orang kudus. Dia bertanya kepada ibunya, “Bu, itu gambar siapa yang ada di jendela?” “Mereka adalah orang-orang kudus,” jawab ibunya. Kemudian anak itu berkata, “Oooo…. sekarang saya tahu siapa itu orang-orang kudus. Mereka adalah orang-orang yang membiarkan cahaya matahari bersinar menembusnya dan menyinari kita.”

Kita telah menerima terang iman ketika kita menjadi orang Kristen. Lilin menyala yang diberikan sesaat setelah baptisan melambangkan kebenaran ini. Di sinilah perumpamaan hari ini berbicara kepada kita. Apa yang kita lakukan dengan terang iman kita? Banyak dari kita menyembunyikannya, karena membiarkan iman kita bersinar melalui hidup kita merupakan tanggung jawab yang besar. Dan dalam masyarakat modern yang semakin diwarnai sekularisasi, menunjukkan iman dalam kehidupan sehari-hari mungkin mengundang ejekan dan cemoohan. “Iman saya adalah urusan pribadi saya,” kata banyak orang. “TIDAK!” kata Yesus, “Imanmu bukan urusan pribadi.” “Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya,” (Luk 8: 16).

Cahaya Kristus yang kita terima harus menembus diri kita dan bersinar dalam keluarga, di lingkungan, di tempat kita bekerja, di masyarakat kita, di negara kita, di mana pun kita berada.

Bersinarlah!

Bacaan misa hari ini: Ezr. 1:1-6Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6Luk. 8:16-18

Author

Write A Comment