Teman-teman, saya jatuh cinta kepada seorang perempuan yang amat cantik! Dia digambarkan dalam bacaan pertama misa hari ini: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya,” (Why 12: 1). Woww….
Pasti sangat cantik. Ia sudah menginspirasi beribu-ribu seniman untuk melukiskannya. Tetapi ada hal lain yang paling menarik: kerendahan hatinya. Dalam Injil ia menyebut dirinya “hamba”. “Aku ini hamba Tuhan,” katanya. Dia juga berkidung bahwa hatinya bergembira karena “Tuhan telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya,” (Luk 1: 48).
Tidak ada hal yang lebih mempesona, selain kerendahan hati. Seorang yang rendah hati memusatkan perhatian bukan pada dirinya sendiri, tetapi pada orang lain. Ia dikenal karena ia memiliki sesuatu untuk dibagikan. Saya rasa, kalau anda pernah bertemu muka dengan Maria, anda tak akan pernah lupa. Ia akan menunjukkan sesuatu dalam diri anda yang anda sendiri tidak dapat lihat. Perjumpaan dengannya akan membawa perubahan.
Ada seorang perempuan lain yang mempunyai kemampuan seperti itu. Dia adalah Ibu Teresa dari Calcutta. Banyak orang yang mengatakan bahwa perjumpaan dengannya telah mengubah hidup mereka. Suatu kali seorang pria menemui Ibu Teresa dan mengatakan kepadanya bahwa ia ingin melakukan sesuatu yang mulia untuk Tuhan. Ibu Teresa memandangnya dengan lembut – lalu diam sejenak. Lalu ia berkata kepada orang itu: “Kenapa tidak? Silahkan memotong rumput itu!” Lelaki itu sejenak terkejut, tetapi dia kerjakan. Dia memotong rumput. Dan ia belajar menghargai hal-hal sederhana yang dapat dia kerjakan untuk melayani sesama. Melakukan sesuatu yang mulia untuk Tuhan tidak harus dengan melakukan hal-hal yang luar biasa.
Tentu, Ibu Teresa juga sangat cantik. Suatu ketika ia diwawancarai dalam sebuah acara TV. Salah satu crew di belakang kamera melihatnya dan berbisik: “Wow, dia sangat jelek…” Ketika Ibu Teresa berbicara dengan pembawa acara, seluruh studio terdiam. Hening. Ketika rekaman selesai, orang yang sama tadi berkata: “Wow, dia sangat cantik….!” “Kecantikan” Ibu Teresa seperti yang dilihat oleh cameraman itu barangkali dapat menggambarkan kecantikan Maria. Kulit berkerut barangkali, atau sedikit berotot… karena Maria juga adalah seorang pekerja keras, senyum yang agung, mata yang jernih, adem….menyentuh hati yang dipandangnya. Tetapi di atas segalanya adalah kerendahan hati yang membuatnya tidak berpusat pada diri sendiri, melainkan kepada orang lain – dan tentu utamanya pada Tuhan.
Saya jatuh cinta dengan seorang perempuan yang sangat cantik hari ini: Bunda Maria. Bukan sebagai gambaran dari perempuan yang saya kagumi. Tetapi saya jatuh cinta kepadanya sebagai seorang pribadi, seseorang yang pernah hidup di dunia ini, yang tahu bagaimana bergulat, berjuang, bekerja keras seperti manusia lainnya. Dan pada Hari Raya Maria Diangkat ke Surga, kita berharap bahwa seperti dia, yang juga manusia seperti kita, berdarah dan berdaging, yang mengalami beratnya pergulatan hidup, akan mengalami kemuliaan yang sama.
Semoga nanti pada saatnya, kita akan melihat dan mengalami apa yang kita rindukan. Memandang dia yang tercantik – yang berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya…. dan dapat mengatakan secara langsung kepadanya: “Bunda, aku anakmu. I love you!”