Remah Harian

Iri Hati

Pinterest LinkedIn Tumblr

“Iri hatikah engkau, karena aku murah hati?” (Mat 20: 15)

Kemurahan hati dapat berarti bahwa kita bergembira akan keberhasilan dan keberuntungan orang lain. Anugerah yang mereka terima menunjukkan kebaikan Allah. Dan apakah iri hati? Iri hati adalah semacam penyakit rohani yang membatasi hati sehingga tidak dapat bergembira atas kebaikan orang lain, apalagi memberi kepada mereka. Seorang yang selalu merasa iri membandingkan dirinya dengan orang lain, selalu merasa khawatir kapanpun dan di manapun bahwa orang lain menerima lebih daripadanya.

Gambaran itu terjadi seperti yang diceritakan dalam perumpamaan dalam Injil hari ini. Pemilik tanah yang murah hati dihadapkan pada para pekerja yang iri hati dan menuduhnya bersikap tidak adil, sebab pekerja yang masuk paling terakhir, yang bekerja hanya 1 jam, menerima upah yang sama dengan mereka. Tentu maksud dari perumpamaan itu tidak untuk menceritakan keadilan, melainkan menekankan kebenaran bahwa kita memiliki Allah yang berbelas kasih dan murah hati. Apa yang dilakukan-Nya jauh melampuai pengertian kita tentang keadilan. Allah mengaruniai kita berkat dan anugerah-Nya bukan karena jasa-jasa kita, tetapi karena kebaikan dan kemurahan hati-Nya.

Apakah kita juga murah hati seperti Bapa murah hati? Apakah kita mampu melampaui keadilan dalam berbagi dengan mereka yang terpinggirkan, malang, dan ditinggalkan?

Apakah kita bersyukur atas diri kita dan segala yang kita miliki, atau merasa iri dengan orang lain yang diberi lebih dari kita?

Dalam sejarah Yunani, ada seorang muda yang sangat menonjol dalam pertandingan-pertandingan umum sehingga warga yang lain mendirikan sebuah patung untuk menghormatinya, agar selalu segar ingatan akan kemenangan-kemenangannya. Patung itu amat sangat membangkitkan kecemburuan dan rasa iri dari lawannya yang pernah dikalahkannya dalam pertandingan. Maka, dalam gelapnya malam ia mendekati patung itu, bermaksud akan menghancurkannya. Tetapi ia hanya dapat membuat patung itu retak sedikit. Maka sebagai usaha terakhirnya, dengan sekuat tenaga ia menyeret patung itu dan lihatlah, patung itu roboh – menimpanya…. dan membunuhnya.

Author

Write A Comment